Stellar Blade vs NieR Automata, Stellar Blade punya cerita dan gameplay yang sekilas mirip dengan NieR: Automata. Tapi apa bedanya?
Disclaimer: Artikel ini mengandung spoiler dari Stellar Blade.
Sony Interactive Entertainment (SIE) merilis Stellar Blade, pada 26 April, 2024, sebagai game eksklusif untuk PlayStation 5. Creative Director Stellar Blade, Hyung-Tae Kim mengaku bahwa NieR: Automata merupakan salah satu inspirasinya. Alhasil, Stellar Blade pun sering dibandingkan dengan karya Yoko Taro, NieR: Automata.
Memang, Stellar Blade mengambil tema dan setting waktu yang sama dengan dengan NieR: Automata. Sama seperti NieR: Automata, Stellar Blade mengambil setting waktu di Bumi pada era post-apocalypse. Baik di NieR: Automata maupun Stellar Blade, sang tokoh utama harus melawan makhluk yang telah menguasai Bumi dan menjadi ancaman untuk manusia. Di NieR: Automata, ancaman itu merupakan robot, di Stellar Blade, ancaman untuk manusia berupa makhluk serupa monster bernama Naytiba.
Stellar Blade vs NieR: Automata: Cerita dan Karakter
Kemiripan antara Stellar Blade dan NieR: Automata tidak berhenti di tema saja. Karakter di Stellar Blade juga memiliki karakteristik atau bahkan peran yang sama seperti karakter di NieR: Automata. Contohnya, sang tokoh utama.
Eve, tokoh utama dari Stellar Blade, memiliki perangai serupa 2B, tokoh utama dari NieR: Automata. Keduanya merupakan individu yang serius dan selalu menjadikan misi mereka sebagai prioritas. Seiring dengan waktu, karakter keduanya juga melunak.
BACA JUGA: 10 Anime RPG HP Paling Ditunggu di 2024
Eve mulai peduli dengan masyarakat Xion, kota terakhir manusia di Bumi, karena mereka melihat Eve sebagai malakaikat penyelamat, seorang Angel. Sementara 2B mulai mempertanyakan misinya setelah dia melihat bahwa robot pun menunjukkan emosi, layaknya manusia.
Jika 2B ditemani oleh 9S, Eve ditemani oleh Adam. Baik 9S dan Adam juga punya peran penting dalam cerita di game. Di NieR: Automata, pemain harus melawan 9S sebagai bos di salah satu rute cerita. Sementara di Stellar Blade, Adam memiliki jati diri sebagai Elder Naytiba. Hal ini juga membuat Eve harus bertarung dengan Adam.
Walau 9S dan Adam sama-sama punya peran sebagai karakter pembantu tokoh utama, keduanya tidak persis sama. Di beberapa rute NieR: Automata, pemain akan bisa bermain sebagai 9S. Dengan begitu, kamu akan bisa melihat dunia dari perspektif 9S dan memahami jalan pikirnya. Namun, Adam bukan playable character di Stellar Blade.
Baik Eve maupun 2B merupakan Android. Meskipun begitu, 2B sejak awal tahu bahwa dia adalah Android. Sebaliknya, Eve mengira bahwa dia adalah manusia. Dan adegan ketika Eve tahu bahwa dia sebenarnya bukan manusia, tapi Andro-Eidos buatan Mother Sphere, mejadi salah satu momen penting dalam Stellar Blade.
Stellar Blade vs NieR: Automata: Gameplay
Meskipun Stellar Blade memiliki tema dan cerita yang mirip dengan NieR: Automata, game buatan Shift Up ini punya gameplay yang berbeda dari game buatan Taro itu. Stellar Blade punya combat mechanic yang lebih kompleks dari NieR: Automata.
Banyak orang mengatakan bahwa mekanik battle di Stellar Blade mengingatkan mereka akan Soulslike game. Pasalnya, Stellar Blade menerapkan mekanik yang biasa ditemukan di game Soulslike, seperti stagger meter dan parry mechanic. Selain itu, sistem battle di Stellar Blade juga mengharuskan pemain untuk memperhatikan pola serangan musuh sebelum menyerang.
Jika dibandingkan dengan sistem battle di Stellar Blade, mekanik combat di NieR: Automata lebih sederhana. Dalam wawancara dengan IGN Japan, Taro menjelaskan, sistem battle di NieR: Automata memang sengaja dibuat simpel. Alasannya adalah karena kebanyakan fans Square Enix merupakan pemain RPG, yang cenderung lebih fokus pada cerita dan tidak terlalu familiar dengan action game.
BACA JUGA: Review Eiyuden Chronicle: Hundred Heroes: Penerus JRPG Sekaligus Obat Kangen Suikoden!
Penutup
Hyung-Tae Kim mengaku, memainkan NieR: Automata membuatnya ingat akan tipe game yang ingin dia buat. Dia mengungkap, ada banyak elemen dalam NieR: Automata yang membuatnya terinspirasi. Salah satunya, sang karakter utama 2B. Namun, Kim sadar bahwa dia tidak ahli dalam menuturkan cerita. Karena itulah, dari segi cerita, plot Stellar Blade lebih simpel daripada NieR: Automata.
Menariknya, Yoko Taro justru memuji Stellar Blade. Dia mengatakan, grafik dan desain karakter dari Stellar Blade sangat keren. Dia juga mengungkap, combat mechanic di Stellar Blade begitu kompleks sehingga dia gagal untuk mengalahkan bos di stage pertama.
Sikap Kim dan Taro mengimplikasikan, keputusan Kim untuk “meniru” NieR: Automata bukan karena dia ingin memanfaatkan popularitas game tersebut untuk mendongkrak game buatannya, tapi karena dia memang terinspirasi oleh game buatan Yoko Taro itu. After all, imitation is the sincerest form of flattery.