Di awal Desember 2024, Riot Games mengumumkan Project K, Trading Card Game (TCG) serupa Magic: The Gathering. Masih didasarkan pada lore dari League of Legends, game ini bakal jadi game yang seru buat dimainin bareng teman kamu di dunia nyata.
Sebagai developer, Riot Games dikenal setelah mereka sukses dengan League of Legends. Walaupun dirilis di 2009, sampai sekarang, game MOBA ini masih dimainin oleh sekitar 130 juta orang setiap bulannya. Jadi, nggak heran kalau Riot ngerilis banyak game lain yang juga ngambil setting lokasi di Runeterra.
Kamu fans League of Legends? Berikut sembilan game dari Riot yang harus kamu coba.
1. Teamfight Tactics (2019)
Teamfight Tactics alias TFT merupakan game auto-battler yang dikembangkan dan dirilis oleh Riot Games. Berbeda dengan League of Legends, yang merupakan game Multiplayer Online Battle Arena (MOBA), TFT meruapakan game tentang manajemen sumber daya.
Di TFT, kamu bakal ngelawan pemain lain. Tugas kamu cuma satu, yaitu ngebangun tim. Di sini, kamu bakal menentukan champions dalam tim, equipment yang mereka gunakan, dan lokasi awal mereka. Setelah itu, pertarungan antara tim kamu dan musuh bakal berjalan secara otomatis. Pemain yang timnya berhasil bertahan sampai akhir bakal menang.
Setiap champion di TFT punya kelebihan dan kekurangan masing-masing. Jadi, kamu harus merhatikan sinergi antara champion di tim kamu. Untuk meningkatkan kesempatan menang, kamu juga harus bisa milih posisi yang cocok dengan champion di tim kamu. Contohnya, tank biasanya bakal ada di lini depan, sementara champion di lini belakang bakal jadi DPS.
TFT tersedia untuk PC dan mobile. Jika dibandingin dengan League of — Legends yang skena esports-nya sudah mendunia — TFT nawarin pengalaman main yang lebih kasual.
2. Legends of Runeterra (2020)
Seperti yang bisa ditebak dari judulnya, Legends of Runeterra juga merupakan spin-off dari League of Legends. Kali ini, Riot mencoba untuk bikin strategic card game, yang ngegabungin elemen taktik dan kemampuan untuk bikin card decks.
Di game ini, kamu bisa bikin satu deck yang berisi 40 kartu. Maksimal, kamu bisa memasukkan enam kartu champion dalam deck kamu. Masing-masing champion yang ada di Legends of Runeterra punya kemampuan unik, sama seperti keunikan mereka di League of Legends.
Selain champion, setiap deck juga bisa punya kartu dari dua kawasan yang didasarkan pada cerita League of Legends. Secara total, ada 10 kawasan yang bisa kamu temuin di Legends of Runeterra, termasuk Demacia, Noxus, Ionia, dan lain sebagainya. Masing-masing region punya playstyle dan elemen khas.
Legends of Runeterra menggunakan sistem combat turn-based. Jadi, pemain akan bergantian untuk mengambil peran untuk menyerang atau bertahan. Setiap ronde, mana yang pemain punya bakal bertambah. Satu hal yang ngebedain Legends of Runeterra dengan card game lain adalah kartu yang baru saja diletakkan bisa langsung digunakan untuk menyerang.
3. League of Legends: Wild Rift (2020)
League of Legends: Wild Rift adalah versi mobile dari game PC populer, League of Legends. Didesain khusus untuk perangkat mobile, game ini ngasih pengalaman main MOBA 5v5 yang lebih simpel, dengan durasi pertandingan yang lebih singkat dan kontrol sentuh yang intuitif.
Meskipun begitu, Wild Rift tetap punya esensi gameplay dari League of Legends. Di sini, kamu dan tim kamu harus menghancurkan Nexus musuh dan mempertahankan Nexus kamu sendiri. Biasanya, satu pertandingan Wild Rift bakal berlangsung selama 15-20 menit, ideal untuk game mobile.
Peta dari Wild Rift punya tiga lini dan satu jungle. Di game ini, kamu juga bakal nemuin Baron Nashors dan dragons, yang bakal ngasih buff bagi tim yang bisa ngalahin monster tersebut. Secara total, Wild Rift punya 40 champion. Setiap champion punya skill dan peran unik.
Dengan antarmuka yang disederhanakan untuk pengguna mobile, Wild Rift memungkinkan pemain untuk mengendalikan champion mereka dengan akurat. Nggak hanya itu, Riot juga secara rutin ngasih update dan ngadain event untuk Wild Rift. Semua ini bikin Wild Rift digemari di kalangan mobile gamers kompetitif.
4. Ruined King: A League of Legends Story (2020)
Meskipun Ruined King merupakan salah satu game adaptasi League of Legends, game ini dibuat oleh developer pihak ketiga, yaitu Airship Syndicate. Riot Forge meluncurkan game ini di November 2021. Ruined King ngambil setting lokasi di dua area: Bilgewater dan Shadow Isles. Di sini, kamu harus menghadapi ancaman Black Mist dan Viego, The Ruined King.
Cerita dari Ruined King bermula ketika Miss Fortune berusaha untuk melindungi Bilgewater dari pasukan Undead sepanjang Harrowing. Pada saat yang sama, Thresh berusaha untuk menghidupkan kembali Viego.
Ruined King menggunakan sistem combat turn-based, dengan Initiative Bar untuk menentukan karakter mana yang bisa beraksi terlebih dulu. Di game ini, ada tiga tipe serangan yang bisa kamu pilih: Speed, Balanced, atau Power. Untuk bisa menang, kamu harus bisa mencocokkan tipe serangan dengan timing.
Ada enam champion yang bisa kamu mainkan di Ruined King, termasuk Miss Fortune, Braum, dan Ahri. Kamu bisa menggabungkan skill unik dari masing-masing champion untuk bikin tim yang lebih kuat. Ruined King mendapatkan pujian berkat ceritanya yang menarik, artstyle yang cantik, dan gameplay yang seru.
5. Hextech Mayhem: A League of Legends Story (2021)
Sama seperti Ruined King, Hextech Mayhem juga dibuat oleh developer pihak ketiga, Choice Provisions, dan dirilis oleh Riot Forge. Hextech Mayhem mengusung genre rhythm action platformer. Dirilis di November 2021 untuk Nintendo Switch dan PC, game ini ngegabungin musik, magic, dan dunia League of Legends.
Di sini, kamu bakal ngendaliin Ziggs, karakter yang suka bom, untuk melewati banyak level yang penuh dengan berbagai musuh dan tantangan. Gameplay dari Hextech Mayhem memungkinkan kamu untuk menghindar dan melompati berbagai bahaya, sambil melemparkan bom ke arah musuh, sesuai dengan ritme musik.
Hextech Mayhem punya visual dan animasi yang penuh warna. Sayangnya, level design dan mekanisme di game ini cenderung simpel, jadi bakal terasa membosankan setelah kamu memainkannya beberapa waktu. Nggak hanya itu, para kritikus juga merasa, soundtrack dari Hextech Mayhem kurang asyik. Padahal, musik adalah bagian penting dari rhythm game.
6. The Mageseeker: A League of Legends Story (2023)
Dibuat oleh Digital Sun, The Mageseeker: A League of Legends Tory dirilis oleh Riot Forge pada April 2023. Mengambil setting lokasi di dunia League of Legends, game ini bercerita tentang Sylas, seorang mage yang punya kemampuan untuk mencuri sihir. Dia juga memimpin pemberontakan untuk melawan para Mageseeker, rezim yang memaksakan hukum anti-magic di Demacia.
The Mageseeker menggunakan sudut pandang top-down, dengan combat fast-paced. Sebagai Sylas, kamu bakal bisa menggunakan rantai sebagai senjata atau bertarung dengan tangan kosong. Tentu saja, kamu juga bisa menggunakan kemampuan khusus Sylas, untuk mencuri spell musuh. Dengan begitu, kamu bisa meminjam kemampuan musuh dan menggunakan sihir element. Alhasil, semua elemen ini memaksa kamu untuk berpikir strategis dalam pertarungan.
Cerita Sylas bakal fokus pada pembebasan para mage. Namun, kamu juga bisa menyelesaikan berbagai side quests dan mencari tahu tentang masa lalu dari Demacia. Seiring dengan berjalannya cerita, kamu bisa merekrut karakter lain, memperbaiki markasmu, dan menyesuaikan skill para karakter agar sesuai dengan playstyle kamu.
Sejauh ini, para kritikus memuji The Mageseeker karena sistem combat-nya yang menarik, pixel art yang cantik, dan penuturan cerita yang sesuai dengan cerita dari league of Legends.
7. Conv/rgence: A League of Legends Story (2023)
Developer Double Stallion bikin Conv/rgence: A League of Legends Story sebagai game action platformer. Game ini dirilis oleh Riot Forge di Mei 2023 untuk PC, PlayStation 4 dan 5, Xbox One and Xbox Series X|S, dan Nintendo Switch. Cerita dari game ini fokus ke Ekko, seorang genius muda dari Zaun yang bisa memanipulasi waktu menggunakan Z-Drive.
Ekko dapat memutar balik waktu untuk membatalkan kesalahan yang dia buat, membuat waktu berjalan lebih lambat sehingga dia bisa melewati kawasan berbahaya, dan bahkan melakukan teleport untuk menghindari serangan musuh atau mencapai area tertentu. Semua kemampuan ini bakal bantu kamu untuk melewati berbagai halangan yang ada saat kamu menjelajah dunia 2D dari Conv/rgence.
Conv/rgence bercerita tentang Ekko yang ingin melindungi Zaun dari berbagai ancaman. Tantangan ini jadi semakin berat karena dia sulit untuk mempercayai orang lain. Dia bahkan tidak yakin dirinya sendiri bisa diandalkan. Untuk masalah art, Conv/rgence punya art penuh warna yang bakal bikin menjelajahi Zaun jadi makin seru!
8. Song of Nunu: A League of Legends Story (2023)
Sebagai single-player platformer, Song of Nunu: A League of Legends Story bercerita tentang perjalanan Nunu, seorang anak laki-laki dan teman yeti-nya, Willump. Dibuat oleh Tequilla Works dan dirilis di November 2023, Song of Nunu mengambil setting lokasi di Freljord, area bersalju dalam dunia League of Legends.
Di Song of Nunu, Nunu dan Willump berpetualang untuk mencari ibu Nunu yang sudah lama hilang dan magic item, Heart of the Blue. Game ini ngangkat tema tentang persahabatan, keluarga, dan kehilangan. Walaupun kamu bakal nemu momen lucu dan seru di sini, tapi kamu juga bakal ngerasain berbagai momen serius yang bikin hati kamu terenyuh.
Bagi fans League of Legends, selain Nunu, kamu juga bakal ketemu champion lain, seperti Braum dan Lissandra, yang bakal bikin cerita di Song of Nunu jadi makin menarik. Gameplay dari Song of Nunu fokus ke eksplorasi, puzzle, dan combat. Di sini, kamu bakal bisa menjelajahi kawasan penuh es dan memecahkan puzzle yang ada menggunakan suling sihir Nunu dan Willump.
9. Bandle Tale: A League of Legends Story (2024)
Bandle Tale: A League of Legends Story, yang diluncurkan di Februari 2024, jadi game terbaru yang dirilis oleh Riot Forge. Dibuat oleh Lazy Bear, crafting RPG ini ngambil setting lokasi di Bandle City. Beda dengan game-game lain di daftar ini, cerita petualangan di Bandle Tale cenderung ringan dan santai.
Di Bandle Tale, kamu bisa ngumpulin berbagai material, ngebuka resep baru, dan menyelesaikan berbagai quests yang ada di lima pulau yang berbeda. Kamu juga harus menyelesaikan berbagai puzzle. Intinya, game ini fokus ke eksplorasi dan crafting.
Cerita dari Bandle Tale fokus ke Yordle, ras roh yang biasanya mengambil wujud berupa mamalia berkaki dua. Protagonis di game ini adalah Yordle muda yang pemalu. Dia harus memulai petualangannya setelah masalah muncul, mengacaukan portal sihir.
Berbeda dengan League of Legends yang memberikan pengalaman bermain intens, Bandle Tale justru mencoba untuk ngasih pengalaman main yang santai. Saat ini, Bandle Tale bisa dimainkan di PC dan Nintendo Switch.
Kesimpulan
League of Legends punya banyak champion dengan cerita yang menarik. Sayangnya, genre MOBA nggak memungkinkan Riot untuk menampilkan cerita dari karakter-karakter tersebut. Alhasil, untuk menunjukkan cerita dari berbagai karakter di League of Legendss, Riot merilis game dengan genre lain. Apapun genre favorit kamu, kamu bisa nemuin game yang cocok di daftar game spin-off League of Legends ini!
Tapi, kalau kamu tipe gamer yang lebih suka main game kooperatif daripada kompetitif, kamu bisa coba main Ragnarok Classic, yang merupakan MMORPG. Dan kalau kamu ngerasa perlu topup di game, kamu bisa langsung ke RRQ TopUp yang udah terjamin aman, dengan harga paling murah!